Sabtu, 24 Oktober 2015

Benar atau Salah?

Mana yang benar? mana pula yang salah? Apa yang akan kita putuskan ketika kita berada dalam sebuah pilihan yang begitu tidak menyenangkan untuk melakukan sebuah pemilihan. Satu hal yang ingin saya tanyakan adalah dimanakah hakikat sebuah kebenaran dan kesalahan menurut kita? Apakah yang salah akan tetap salah? Atau yang benar akan tetap berada dalam keabadiannya sebagai kebenaran? Mungkin itu adalah sebuah pertanyaan yang sangat menggelikan. Mengingat bahwa segala yang terjadi dalam dunia yang merupakan bagian dari semesta selalu memiliki perubahan dan tidak ada yang akan bertahan pada keadaan sejatinya. Layaknya sebuah benda yang semakin lama juiga akan tergerus usia, semesta yang perlahan mengembang dan pada akhirnya akan menyebabkan banyak kerusakan, begitu juga kebenaran dan kesalahan. Dimata kita bahwa yang salah adalah ketika mereka melakukan sesuatu yang melanggar sebuah aturan yang mengikat? Pertanyaannya adalah bagaimana jika itu adalah sebuah kebaikan yang tersirat? Apakah akan adas yang menyadari hal itu setelahnya? Atau sebaliknya seseorang dikatakan benar ketika dia tak melanggar peraturan yang terikat dan mengesankan dimata banyak orang? Pertanyaannya lagi, bagaiman bila itu adalah sebuah alibi dari kesalahan yang tersirat? Apakah kita akan kembali menyadarinya? Atau kemungkinan terburuknya kita akan tetap membiarkannya hingga membuatnya bertahan sebagai kebaikan abstrak yang abadi? 
Dunia ini memiliki kerelatifannya maisng-masing. Ukuran benar atau salah bukan ditentukan berdasarkan ukuran sesuatu yang selalu dianggap sebagai peraturan yang ada dan sangat benar. Namun perhatikan segalanya, bukankah kebanyakan dari kita selalu mengatakan " Don't judge people from a cover?" Lalu mengapa masih ada banyak kesalahan ketika seseorang dinyatakan benar atau salah sekalipun? Bagaimana dengan diri kita sendiri yang pada kenyataannya memiliki cover yang lebih buruk? Mungkinkah setiap dari kita akan menyadarinya? Untuk itu biarkanlah sebuah kesalahan dan kebenaran ditelaah berdasarkan hakikatnya, bukan didasarkan pada peraturan mengikat yang belum seutuhnya benar.

Saya, Diis Yosri...

Salam Literasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar