Minggu, 17 Januari 2016

Mahasiswa : "Antara Nilai dan Cinta"

Hidup sebagai seorang Mahasiswa, sering kali mendapat cobaaan yang luar biasa rumitnya. Apalagi urusan soal membagi waktu, mungkin itu merupakan momok yang paling dibenci oleh sebagian pihak dari kalangan Mahasiswa. Sudahlah, mungkin memang takdirnya sudah begitu, hehehe. Namun di sini ada hal yang tidak kalah pentingnya dari waktu dan acapkali membuat banyak Mahasiswa frustasi. Perihal apa ya??? Saya pikir seorang Mahasiswa sangat memahami soal ini dengan baik. Jujur saja, saya sering kali menemukan hal seperti ini dijadikan sebuah masalah besar bagi sebagian kalangan Mahasiswa, meskipun tidak memungkiri bahwa sebagian lainnya cenderung tidak membesar-besarkannya dan lebih memilih untuk bekerja lebih keras lagi di bidang tersebut. Masalah apa sih mimiiiinn????
Paham dong ya sama huruf-huruf di atas? hehehe. Saya pikir sebagai seorang Mahasiswa pasti sangat paham dengan huruf-huruf itu. Tenaaaang...mimin juga sama pahamnya dengan rekan-rekan sekalian. Sebagai seorang Mahasiswa pasti sangat akrab dengan huruf-huruf tersebut di akhir semester perkuliahan. Jantung pasti rasanya mau copot tiap kali menunggu huruf apa yang keluar, bener gak sih? Ayo...ngaku!! hahaha. Tentunya hal yang paling menyenangkan adalah ketika yang keluar adalah huruf seperti segitiga yang garis bawahnya dinaikin agak ke tengah, yaps...benar sekali, huruf A. Kita pasti merasa bahwa kerja keras kita telah membuahkan hasil yang luar biasa. Rasanya pasti seperti ingin jingkrak-jingkrak sampai capek, hehehe. Mengenai huruf A, saya punya cerita menarik yang pasti bakal membuat otak masing-masing kita bertanya-tanya. Salah satu Dosen saya yang ilmunya luar biasa menginspirasi saya pernah bercerita, ketika nilai salah satu mata kuliah Beliau keluar dengan huruf A, Beliau justru bukannya jingkrak-jingkrak karena terlalu bahagia, melainkan kebingungan dan bertanya-tanya sendiri dalam hatinya. Alhasil, bukannya membiarkannya begitu saja, Beliau justru datang menemui Dosen yang mengajar mata kuliah tersebut. Beliau mengatakan pada Dosennya apakah nilai itu tidak salah diberikan padany, sedang Beliau merasa tidak sepenuhnya mampu?. Saya benar-benar menggeleng-gelengkan kepala ketika Beliau menceritakan hal tersebut di depan kelas. Namun satu hal yang begitu menyadarkan saya, bahwa saya mungkin akan berpikir beberapa kali untuk melakukan hal tersebut. Satu hal dari cerita Beliau yang membuat saya akhirnya membuat keputusan bahwa saya tidak kuliah di tempat ini untuk sebuah nilai, karena saya pikir hal tersebut akan terasa sangat membuang-buang waktu. 
Saya pikir ketika teman-teman membaca blog ini, pasti akan tersirat dalam hati teman-teman sekalian yang mengatakan " Ah...Mimin munafik banget!!", "Min...Nilai itu penting kaliiii!!", "Emang Lo kuliah buat Min?", hahaha. Itu sangat wajar, tapi izinkan saya bertanya pada teman-teman sekalian "Ketika Anda sudah harus menerima kenyataan bahwa Anda pada akhirnya tidak bisa meraih nilai yang Anda inginkan, sedangkan Anda sudah berada pada titik akhir dimana Anda sudah tidak bisa memperbaiki itu semua. Akankah nilai-nilai itu terlihat begitu berharga? Apakah mereka dengan nilai yang luar biasa yang akan memenangkan semua pertarungan keras dalam hidup ini? Ataukah mereka yang lebih memilih mengejar ilmu dengan baik dan menguasai bidang yang dijalaninya yang dapat menjalani semua pertarungan keras dalam hidup ini?" 

Well guys, semua itu pada akhirnya adalah bagian dari proses cara kita menyikapinya. Namun saya punya satu kata-kata yang luar biasa dari seorang teman saya yang begitu mencintai bidang itu lebih dari saya meskipun kita berada pada bidang yang sama. Begini katanya "Ketika kamu mencintai bidang itu begitu dalam, maka ketika apa yang kamu lakukan untuk bidang itu tidak menghasilkan nilai yang baik, kamu akan tetap terus mencintainya dan terus melakukan hal yang terbaik. Karena cinta selalu memiliki alasan untuk bertahan.". So, mungkin akan lebih baik jika kita mulai mencintai bidang itu ketimbang terus mencari nilai yang baik di bidang itu. Sebab mencintai akan membuat kita bekerja keras untuk mendapatkan yang terbaik, namun mencoba mendapatkan yang terbaik belum tentu akan membuat kita mencintai. Finally, everyone has each option. Mimin berharap, sebagai Mahasiswa kita bisa lebih bijak lagi ke depannya. Masa depan negara ini ada pada ilmu dan keahlian yang kita miliki, bukan pada nilai yang telah kita berhasil raih. Jadi, mari lebih mencintai bidang yang kita jalani dengan baik dan benar.

Terima kasih,
Salam Literasi
Diis Yosri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar