Selasa, 21 Juni 2016

Let's Get Lost on the Kindness Way

Halo, semua!! :)
Bagaimana kabarnya? Mimin doakan semoga selalu sehat dan baik ya. Baiklah, tanpa perlu prolog yang panjang-panjang, kita akan langsung ke topik pembahasan, yaitu "Let Get Lost on the Kindness Way."




Bukannya kemarin kita sudah bahas mengenai "Let's Get Lost." Mimin?
Yaps, kita memang sudah membahas tentang tersesat-tersesat kemarin. Namun hari ini, kita akan lebih spesifikkan lagi, mau kemana dan arah mana kita tersesat? Jawabannya terdapat pada kalimat "Let's Get Lost on the Kindness Way.", check it out!! 

"Let's get lost on the kindness way."


Kemarin, saya sudah paparkan bagaimana arti "Let's get lost." menurut apa yang ada dalam pikiran saya. Nah, kali ini saya akan lebih memperjelasnya dengan penambahan kata "On the kindness way.", lantas mengapa saya memilih kata-kata itu??
Apa yg kita pikirkan ketika kita diberi dua kata, yaitu  "Jalan kebaikan.", saya yakin hal pertama yg terlintas dalam pikiran kita adalah "God", Sang Pemilik Kehidupan, yang Mahabaik dan maha segalanya. Tentu di ajaran agama apapun selalu dikatakan bahwa Tuhan sangat menyukai segala hal baik yg selalu dilakukan hamba-hambanya, Tuhan tidak menyukai hal-hal yg sifatnya tidak baik. Lalu apa kaitannya "Tersesat di jalan kebaikan dengan Tuhan?", jawabannya sangat sederhana, jika hakikat kebenaran yg utuh itu, saya sebut Tuhan. Maka tersesat di jalan kebaikan adalah alat untuk menemukan hakikat kebenaran yang utuh itu.
Muncul pertanyaan kembali: "Mengapa harus tersesat di jalan kebaikan yang sejatinya baik??"
Berikut saya paparkan alasan saya :


  • Tak selamanya yang baik itu baik
   Dalam sebuah sistem yang kita namakan "Kehidupan", hal pertama yang harus kita lakukan adalah menjadi skeptis. Menanyakan segala hal yang katanya adalah sebuah kebenaran, mempertanyakan lagi keburukan yang sedemikian sudah dianggap buruk. Sikap skeptis itulah yang akan melahirkan sebuah pembelajaran yang terus-menerus berlangsung secara kontinyu. Pembelajaran tersebut akan mengajarkan kita tentang untuk tidak menjadi seseorang yang begitu mudah menyimpulkan sesuatu, tak melihat segalanya hanya dari yang tersurat namun juga melihatnya dari yang tersirat. Kemudian barulah akan muncul suatu keyakinan bahwa tak selamanya yang baik itu baik. Oleh sebab itu, dengan cara tersesat di jalan kebaikan, kita akan mengajarkan untuk dapat memilah-milah kebaikan yang benar adanya di mata Tuhan.


  • Tersesat itu sesuatu yang berbahaya
   Bayangkan saja, bagaimana rasanya tersesat di dalam hutan rimba yang di dalamnya ada berbagai jenis hewan yang sangat berbahaya dan mematikan? Sebagai orang awam, apa yang akan kita rasakan saat berada di posisi tersebut? Sudah pasti campur aduk rasanya. Nah, sama halnya ketika kita tersesat di jalan yang tidak baik? Mau jadi manusia seperti apa kita? Manusia yang tak memiliki belas kasih? Hidup dalam ketidakteraturan tanpa henti? Atau mungkin memilih mengakhiri hidup secara tragis? Sebab tersesat adalah sesuatu yang sangat berbahaya, maka kita tak boleh tersesat di sembarang jalan, jika kita ingin menemukan hakikat kebenaran yang utuh. Hanya ada satu pilihan yang lebih baik dilakukan, tersesat di jalan kebaikan.


  • Tuhan menyukai yang baik-baik
   Tersesat di jalan kebaikan akan membuat kita menemukan manakah hal baik-baik yang sangat disukai oleh Tuhan tanpa menyakiti siapapun dengan manfaat yang lebih banyak dan mudharat sangat sedikit. Dengan cara tersesat di jalan kebaikan itu, perlahan tetapi pasti, kita pasti akan mulai menemukan hakikat kebeneran yang utuh itu seperti apa dan bagaimana. Sebab, dengan kebaikan-kebaikan yang tuai, hidup kita yang tadinya melangkah tanpa arah atau tersesat akan mulai menemukan jalan yang tepat untuk menuju hakikat kebenaran yang utuh.

   Dari alasan-alasan saya di atas, benang merah yang dapat ditarik tentang makna let's get lost on the kindness way adalah apabila kita ingin menemukan hakikat kebenaran yang utuh, maka tersesatlah di jalan kebaikan. Dengan begitu, Tuhan pasti akan menolong kita untuk menemukan hakikat tersebut. Selama kita tersesat di jalan kebaikan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Sebab yang kita harus lakukan saat kita tersesat di jalan kebaikan itu adalah belajar dan terus belajar. Dari belajar kita akan mulai membandingkan mana yang baik dan lebih baik, mana yang buruk dan sangat buruk dan lain sebagainya. Proses tersebut akan membuat kita perlahan menemukan jalan untuk menuju hakikat kebenaran yang utuh. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa let's get lost on the kindness way  akan mengantarkan kita menuju jalan untuk menemukan hakikat kebenaran yang utuh. Sebab jalan keburukan akan membuat kita yang tersesat akan semakin tersesat. Oleh karena itu "Mari tersesat di jalan kebenaran." dengan tujuan untuk mencari ridhanya Tuhan, berkahnya Tuhan, agar hidup kita akan selalu dipenuhi oleh cahaya kebaikan bukan cahaya kegelapan yang menyelubung abadi.


"Jalan kebaikan bukan merupakan jalan yang mudah untuk ditempuh. Sekeras apapun usaha kita agar tidak tersesat, kita pasti tersesat jua. Namun tak perlu khawatir, sebab tersesat di jalan kebaikan akan menghadirkan banyak pembelajaran berharga, oleh sebab itu lakukan dan jalani sepenuh hati."


Salam literasi

Diis Yosri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar