Kamis, 29 September 2016

2100

Surat kedua dari abad 21 :
 
Apa kabar teman? Apa kabar juga abad 20? Adakah hal yang ingin juga kalian bagikan kepadaku? Setidaknya aku berharap suatu saat nanti aku menemukan suatu surat balasan dari kalian, haha.
Ini surat kedua yang aku kirimkan pada kalian. Sebelumnya maaf karena mengirimkannya terlambat. Aktivitasku di abad 21 membuat susah segalanya. Tapi tidak masalah, sesibuk apapun aku di abad 21, suratku pasti akan sampai di tangan kalian, teman abad 20.
Di suratku yang kedua ini, aku akan melanjutkan kembali ceritaku yang kemarin. Tentang bagaimana tingkat imajinasi seseorang dapat diketahui di abad 21.
Teman, setiap manusia yang akan atau sudah terlahir di abad 21 akan diprogram sebaik mungkin. Abad 21, tidak pernah menginginkan manusia dengan gen yang tidak baik. Kejam bukan? Ya, beginilah abadku teman.
Mulai dari proses fertilisasi, kemudian perkembangan cikal bakal manusia di dalam rahim hingga dilahirkan, seluruhnya melalui proses yang luar biasa rumit. Setiap pasangan suami istri yang ingin memiliki keturunan harus masuk ke tempat khusus yang memang sengaja dibangun pemerintah dengan tujuan menjaga kualitas manusia-manusia yang akan terlahir di abad 21.
Suatu alat canggih pengontrol proses fertilisasi pun sengaja diciptakan. Melalui alat tersebut, sperma-sperma yang berhasil menembus dinding ovarium dimonitoring kualitasnya. Melalui alat fersum tersebut, semua informasi mengenai cikal bakal manusia akan ditranfer ke suatu alat lainnya yang kemudian akan mengidentifikasi manusia seperti apa yang akan dilahirkan nanti.
Ketika semua data sudah didapat dan didapatkanlah suatu gambaran tentang manusia itu, maka dimulailah proses berikutnya sesuai dengan kebutuhan pemerintahan. Jika pemerintahan memerlukan generasi penerus pemerintahan sesuai dengan apa yang mereka inginkan, maka manusia itu akan diprogram sedemikian rupa seperti apa yang mereka inginkan.
Manusia-manusia baru yang dilahirkan di abad 21, jalan hidupnya sudah diatur oleh pemerintahan sejak sebelum ia dilahirkan. Pemerintah sudah seperti Tuhan di abadku ini. Kabar buruknya adalah siklus ini akan terus berjalan hingga siklus baru ditemukan. Dari siklus-siklus itulah, tingkat imajinasi bisa dilihat dan tingkat prestasi bisa diciptakan.
Tetapi satu hal yang perlu kalian ketahui teman, siklus ini memiliki keberpihakan. Seseorang yang dianggap penting untuk pemerintahan akan diberikan pilihan untuk keturunannya selanjutnya sedangkan yang tidak penting harus ikut dengan peraturan pemerintah.
Lalu bagaimana denganku?
Sebenarnya, orang tuaku memiliki banyak peran penting di pemerintahan abad 21. Tetapi sayangnya, orang tuaku menginginkan jalanku seperti ini sehingga mereka memilih mengikuti siklus tersebut. Sehingga beginilah aku pada akhirnya.
Sampai disini dulu ya teman, aku akan mengirimkan surat selanjutnya besok.
Tertanda manusia abad 21
Meesha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar