Sabtu, 01 Oktober 2016

2100

Surat ketiga dari abad 21 :
 
Halo teman abad 20, pertanyaanku masih sama, apa kabar kalian hari ini? Dan apa kabar juga abad 20? Aku masih terus penasaran dengan cerita dari kalian teman abad 20. Harapanku masih tetap sama, suatu saat nanti aku bisa menerima balasan surat dari kalian, haha.
Mari kita tinggalkan harapanku itu dan beralih ke hal lain. Aku yakin dua suratku sebelumnya belum bisa dimengerti secara jelas oleh kalian bukan? Ya begitulah, pemikiran manusia abad 21 cukup rumit. Namun singkat saja, aku simpulkan.
Manusia-manusia abad 21 adalah manusia yang sangat memprihatinkan. Bayangkan saja dari proses sebelum kami ada dan setelah kami ada hingga dilahirkan harus melalui berbagai macam siklus yang sangat rumit. Bahkan hingga kami dilahirkan, kebebasan tak kunjung berpihak pada kami. Manusia-manusia abad 21 harus tersedia sesuai apa yang dibutuhkan pemerintahan. Jadi meskipun kelihatannya keren, tetapi pada kenyataannya sangat "menyedihkan".
Aku sendiri juga tidak tahu harus menerima takdirku dengan sikap yang seperti apa, karena jujur saja semenjak orang tuaku memutuskan mengikuti siklus yang diciptakan pemerintah maka hidupku sudah berubah saat itu juga. Tidak menyenangkan bukan?
Oh ya, sampai lupa. Aku lupa memberi tahu kalian apa nama siklus yang rumit itu, nama siklusnya adalah BBAB atau kepanjangan dari before birth after birth. Namun kami manusia abad 21, lebih sering menyebutnya siklus "kematian".
Aku tidak cukup tahu tentang siapa yang mencetuskan ide gila untuk menciptakan siklus ini. Namun, menurut informasi yang kudapat siklus ini adalah produk dari temuan manusia terakhir abad 20. Jika benar, maka ini sungguh disayangkan teman. Ide moyang-moyang kami terdahulu membuat hidup kami menjadi sangat rumit. Namun apa mau dikata, semua sudah tercipta. Kamilah manusia abad 21 yang harus menjalaninya.
Aku masih menyediakan banyak cerita lagi untuk kalian, teman abad 20. Namun tak bisa kuceritakan hari ini. Aku akan akan sambung lagi di hari-hari berikut jika aku punya sedikit waktu luang. Baiklah, sudah dulu ya, kita bertemu lagi di surat-surat berikutnya.
Tertanda manusia abad 21
Meesha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar