Sabtu, 10 Oktober 2020

Kekuatan Konten Pendidikan di TikTok

Ada banyak konten yang saat ini banyak dikembangkan di TikTok, salah satunya adalah konten pendidikan. Pada SocialApp yang  sedang berkembang pesat ini, konten pendidikan yang informatif menjadi salah satu konten yang sangat populer.

Berkaca dari hal itu, TikTok pun menyuntikkan dana segar sebesar 15 juta dolar AS atau setara Rp220,6 miliar untuk membangun untaian konten yang mengkurasi video pendidikan dari seluruh penjuru Eropa.

Dengan suntikan dana segar yang tidak main-main jumlahnya itu, pemersa TikTok diharapkan dapat terus mencari konten pendidikan yang mudah dipahami dan dicerna, baik itu mulai dari pokok bahasan yang berat, peretasan kehidupan sehari-hari sampai dengan tutorial memasak.

Ada banyak asalan mengapa konten pendidikan yang dibuat di TikTok telah sangat membantu TikTok untuk jauh lebih berkembang dan membantu banyak pebisnis mengembangkan brand mereka sendiri:

1. Mudah Ditemukan

Biasanya, konten informati dalam bentuk apapun akan lebih sering muncul pada halaman yang akunnya berisi konten sama dan sudah disukai sebelumnya.

Hal ini disebabkan oleh algoritme yang dimiliki oleh TikTok dengan mengidentifikasi dan mengkategorikan sehingga akan lebih mudah dikirimkan ke audiens yang memiliki minat yang sama.

Tidak hanya itu, konten pendidikan juga merupakan salah satu jenis konten utama yang paling banyak dicari pengguna untuk tujuan tertentu. 


Biasanya beberapa pengguna memiliki pertanyaan dan ketertarikan pada suatu topik tertentu sehngga mereka mengetikkan kata dan hashtas untuk mencari konten yang diharapkan bisa memenuhi keinginan mereka.

Itulah mengapa konten pendidikan menjadi salah satu konten yang paling banyak dicari oleh pengguna TikTok. Selain itu, hal lain yang membuat konten pendidikan jadi lebih menarik adalah telah membantu banyak pengusaha untuk mempromosikan produk dan layanan mereka secara lebih aktif dan memiliki efek yang baik ke penjualan.

2. Jumlah Simpan dan Bagikan Tinggi


Pada saat pengguna TikTok tertarik pada suatu topik tertentu dan merasa terhibur dengan topik itu, mereka akan menyimpan serta membagikannya. Ini memang sudah menjadi kodrat manusia yang aktif di media sosial.

Ketika menemukan konten dengan informasi yang berguna, dan berpikir bahwa konten itu tidak hanya berguna untuk mereka saja tetapi juga orang banyak, mereka akan memilih untuk menyimpan dan membagikannya. Selain itu, pengguna juga akan meninggalkan lebih banyak Suka dan Komentar.

3. Visibilitas Tinggi

Cara yang baik dan mudah untuk memperoleh probabilitas yang lebih tinggi di Halaman untuk Anda adalah dengan memiliki waktu menonton dan tayangan berulang yang lebih tinggi. 

Itulah mengapa para pembuat konten cenderung akan mencoba membuat konten yang tidak mudah basi sehingga akan kembali bisa ditonton di kemudian hari.

Cara ini sebenarnya tidak hanya berlaku di konten pendidikan, tetapi juga konten lainnya yang dibuat di TikTok. Dengan cara itu, akun Anda akan memiliki peluang lebih besar untuk disimpan dan dibagikan oleh banyak pengguna lainnya sehingga akan mendapatkan penayangan lebih banyak.

Rabu, 17 April 2019

The Second Mother


Manchester, 21 November 2020

 Aku baru kembali ke apartemenku setelah seharian menghabiskan waktu di kampus dan bekerja paruh waktu. Belakangan ini, kegiatan kampusku memang semakin sibuk, karena projek magisterku sudah aku mulai dengan lebih serius. Hari ini, aku merasa sangat lelah dan ingin beristirahat. Tetapi ketika hendak merebahkan diri di kasur, ponselku tiba-tiba berbunyi. Terpaksa aku harus berdiri lagi untuk mengambil ponsel yang lupa aku keluarkan dari ranselku. Kuambil ponsel itu dan kulihat. Ya Tuhan, sampai lupa!

Kulihat ke arah kalender, dan ternyata, ya benar, itu hari ini. Bergegas aku berjalan menuju ke kursi meja tempatku bekerja. Lalu kulakukan kebiasaan-kebiasaan yang selalu kulakukan sekali di setiap bulan. Tidak terasa, waktu berlalu begitu cepat dan sekarang, ini adalah peringatan dua tahun pernikahanku dengan software yang kugunakan saat masa penyelesaian tugas akhir. Ah, tidak terduga memang!

Kalian pasti menganggap aku gila karena merayakan hal yang tidak penting semacam itu setiap tahun. Lagi pula, mana mungkin ada pernikahan antara manusia dan perangkat lunak, kalian pasti berpikir demikian, bukan? Haha, ada alasan tersendiri mengapa aku akhirnya memutuskan untuk merayakan hal semacam itu setiap tahun, bahkan bulan. Cerita yang sampai hari ini tidak bisa kulupakan. Mungkin kebanyakan orang akan melupakan hal-hal semacam itu, namun aku sama sekali tak pernah memiliki niat untuk menghapus memori itu dalam otakku.

Bagaimana tidak, tepat di tanggal ini, waktu itu, dulu, aku harus menghadapi satu cobaan yang membuatku tidak memiliki banyak pilihan selain tetap harus melakukannya. Sebab, jika aku memutuskan mundur, akan menimbulkan banyak kerugian, bukan hanya buatku, namun juga untuk orang lain. Tentu, aku sama sekali tidak menginginkannya! 

Itulah yang menjadi salah satu alasan mengapa aku tidak pernah ingin menghapus ingatan tentang hari itu. Rasanya memang selalu aneh tiap kali aku mengingatnya. Bernostalgia dengan masa itu selalu membuatku terus mengucap syukur bahwa ternyata benar, Tuhan sama sekali tak pernah meninggalkan kita apapun yang terjadi. Percayalah, selama kamu berdoa dan meminta pertolongan, Tuhan akan selalu memberikan pertolongan padamu bagaimana pun caranya. Ya itulah alasan yang membuatku melakukan perayaan ini setiap bulan hingga tahun.

"Happy wedding anniversary ya softwareku."
***
Bicara soal softwareku itu, pastinya juga harus membicarakan tentang sosok yang sudah mengenalkanku padanya. Kalau diingat-ingat, itu merupakan pertemuan tak terduga. Sebenarnya bukan pertemuan yang tak terduga juga. Kami sebelumnya sudah pernah bertemu dalam beberapa kelas. Namun hubungan kami biasa-biasa saja. Aku juga bingung mengapa sekarang bisa sampai seperti ini.

Jujur saja, dulu aku tak pernah berpikir bisa menorehkan kisah yang panjang seperti ini. Bahkan aku juga tak mengira akan melanggar ikrar yang kubuat untuk tidak menjalin hubungan yang lebih dekat dengat siapapun guruku. Tetapi apalah mampuku, aku tak mampu menahan takdir yang sudah tergaris, dan sebagai manusia atau hamba yang baik, tugasku hanyalah menjalaninya. Meskipun ada banyak ketakutan yang sempat terbesit, aku pada akhirnya tetap memutuskan untuk tetap menjalaninya. Walaupun sejatinya, ada beberapa hal yang selalu membuatku merasa bahwa guruku itu terlalu baik. Aku selalu mengatakan hal ini pada guruku itu, bahwa bertemu dengannya merupakan berkat terbesar dalam hidupku. Seandainya dulu aku tak bertemu dengannya lebih cepat, mungkin aku tidak akan berada di Manchester sekarang. Berkat pertemuan dengannya dalam waktu yang cepat itulah membuatku pada akhirnya berada di tempat ini, sekarang.

Dulu sekali, ketika hendak menemuinya, aku hanya bermodalkan keberanian tanpa pengetahuan yang cukup tentang dunia itu. Namun karena tak ingin terus-menerus mengalami kebuntuan yang membuatku terlalu lama stuck terus-menerus di sana, aku pun memutuskan untuk menemuinya. Aku sama sekali tak berekspetasi apapun dulu, yang aku pikirkan hanya satu, PENOLAKAN.

Tetapi rasanya kata itu terlalu kejam untuk seseorang seperti guruku itu, apalagi dengan judge yang seperti itu. Tetapi karena aku hanya bermodalkan percaya diri, maka itulah yang akhirnya menjadi satu-satunya hal yang kutakutkan. Tetapi, sekali lagi, itu hanya menjadi ketakutanku. Guruku itu, justru malah menerimaku dengan tangan terbuka. Sekali lagi jika harus jujur, aku waktu itu tidak memikirkan apapun selain kata iya jika aku harus menunggunya sampai mengabariku. Awalnya aku berpikir ini takkan sulit. Namun setelah kujalani sampai saat ini, ada satu pemahaman yang membuatku akhirnya menerima kenyataan.  Bahwa ketika kamu tidak memikirkan hal itu menjadi sulit, maka ia takkan berubah menjadi sulit. Sayangnya, dulu aku tak berpikir seperti itu, hingga akhirnya membuatku nyaris putus harapan.

Memang, tugas akhir selalu ada dramanya masing-masing. Selalu tak terduga, semua terjadi di luar kendali. Namun ingatlah, ketika kita mencoba berdamai dengan hal yang sulit itu, maka segalanya akan jauh lebih mudah. Jadi, mulailah berdamai dengan semua kesulitan yang kita miliki saat ini. Bahkan meskipun tak mudah, kita akan belajar satu hal, bahwa yang sulit pasti akan berubah menjadi mudah.

Dulu, aku masih belum terlalu mampu untuk berdamai dengan mereka, hingga akhirnya aku selalu kabur setiap kali gagal mencari jalan keluar. Aku selalu beralih menuju pelarianku dan bukan belajar untuk menghadapinya saja. Padahal, ketika sudah memutuskan untuk menghadapi, Sang Pencipta seolah akan menunjukkan jalan bagimu.

Ya, begitulah drama yang sempat terjadi di masa penyelesaian tugas akhirku. Namun aku terus survive sampai sekarang karena Tuhan telah mempertemukanku dengan sosok guru terbaik di dalam hidupku. Ada banyak guru terbaik yang pernah kutemukan di kehidupan ini. Namun untuk menjalin hubungan sekuat dan sebaik ini, tidak ada yang pernah bisa kulakukan. Komunikasiku dengan beberapa guru terbaik itu, hanya sekedarnya, tidak seintens dan sebaik ini. Itulah mengapa pada akhirnya, guruku itu kuanggap lebih dari sekedar guru tetapi sudah seperti ibuku sendiri.

Ada satu bagian dalam hubungan kami yang memang tidak kupahami. Ketika dunia maya kami lebih romantis daripada dunia nyata kami. Dalam kenyataan, kami hanya berbicara seperlunya saja, membicarakan hal-hal yang baik dan itu menarik. Tidak lebih dari itu. Aku juga terkadang tidak memahami alur hubungan ini dengan baik. Namun ya sudahlah, bagiku selama semuanya masih berjalan dengan baik, maka tak ada hal yang perlu dirisaukan.

Aku menyadari satu hal, bahwa sejatinya perbedaan di antara kami, rupa-rupanya suatu kesamaan yang tidak kami sadari. Sehingga secara tak langsung, perbedaan itulah yang membuat ikatan kami semakin erat. Ya, mungkin itu saja yang ingin kuceritakan. Aku tidak ingin kalian mengetahui lebih banyak lagi. Namun aku berharap kalian juga akan menemui guru terbaik di perjalanan akhir sebagai seorang mahasiswa.

Hari ini, setelah kembali menyandang predikat sebagai mahasiswa lagi, aku selalu bersyukur atas semua pertemuan itu dulu. Salah satu takdir Tuhan yang tak pernah ingin kulupakan. Aku selalu bilang kepada guruku, bahwa kami akan bertemu kembali di momen perayaan hari kelulusan seperti satu tahun yang lalu beberapa tahun ke depan. Sekarang, aku semakin tidak sabar untuk segera mewujudkannya. Semoga kita bisa kembali bertemu di momen kelulusan dengan segera ya guruku.
***
Hari ini sambil memandangi fotoku bersamanya di hari kelulusanku satu tahun yang lalu, aku ingin bertanya,

"Bu, apa kabar? Semoga ibu baik-baik saja."

Ya, aku berharap dimana pun ia berada, aku selalu berdoa yang terbaik untuk kehidupan dan kebahagiaannya, sama seperti ketika aku mendoakan orang tuaku. Semoga semesta kembali mempertemukan kita di momen yang membahagiakan ya, Bu. Semoga momen yang terjadi satu tahun yang lalu bisa kembali ulang tidak lama lagi. Sama seperti kata-kata yang pernah saya ungkapkan dulu, hari ini saya berharap bisa kembali mengulang kata-kata tersebut. Semoga.

"Terimakasih, Bu. Ini untukmu."

Itu tadi kisah singkat perjalanan tugas akhirku yang bisa kubagikan padamu semua. Menginspirasi atau tidak, semoga ada pesan yang bisa kamu ambil ya. Pesanku,

Tidak ada yang mengerikan di dunia ini, semua itu hanya ketakutanmu, ku dan kita semua.

Teruslah melangkah, semoga kamu berhasil!
TAMAT

Salam literasi,
Diis Yosri.

Minggu, 25 Desember 2016

Pandangan pertama

Saat pertama kali kita berjumpa, aku merasa getar menyusup ke sukma.
Membiarkanku overdosis dalam rupamu yang mempesona.
Engkau pandangan pertama yang buatku mengangkasa tanpa batas.
Lalu menenggelamkanku dalam rasa yang tiada arah.
Adakah yang Maha Kuasa menakdirkan kita kelak bersama?
Atau mungkin takdirnya berkata berbeda?

Kamis, 24 November 2016

Mereka dan Pengorbanannnya

"Awan muram, hati suram.
Tertatih bukan melatih.
Menggapai tak pernah sampai.
Siapa gerangan yang lelah?
Tuhan? Atau manusia-manusia yang tak berdaya?"~ Catatan Kegundahan, 23 November 2016.

Aku melihat banyak orang bekerja keras untuk mempertahankan hidupnya.

Aku juga melihat orang-orang yang bekerja keras itu, banyak yang tidak menghargai hidupnya.

Mereka bekerja begitu keras tetapi banyak yang tidak mengetahui apa arti kerja keras itu sesungguhnya.
Siang sampai malam, berjuang di jalanan. Kadang rela tak tidur seharian dan baru bisa merebahkan diri di siang pada hari berikutnya.

Aku tidak tahu apakah itu bagian dari sebuah ungkapan " menyedihkan" atau "menakjubkan".

Mereka-mereka yang rela mengorbankan hidupnya, aku juga tak tahu apakah mereka juga menghargai hidupnya sama seperti mereka berjuang keras untuk mempertahankan hidupnya.

Aku menyaksikan beribu macam kisah dari hidup mereka. Aku terkesima dan juga sedih dalam waktu yang sama.

Mereka begitu gigih dalam berjuang, tetapi juga begitu rapuh dalam penghargaan untuk hidupnya. Hanya sekedar untuk memperoleh uang dan bisa makan, segalanya dilakukan. Tetapi ketika apa yang mereka inginkan tercapai, tak ada sedikit penghargaan yang diberikan. Malah yang terjadi justru sebaliknya. Memikirkan lagi bagaimana caranya hidup di hari berikutnya. Tidakkah itu merupakan hal yang " menakjubkan" sekaligus "menyedihkan" ?

Lalu, dimanakah letak arti sebuah "pengorbanan" yang sesungguhnya? Segala sesuatu yang telah rela dikorbankan hanya demi sebuah kehidupan yang katanya begitu "berharga" ?

Aku melihat, mengamati hingga menjadi penonton setia. Banyak dari mereka yang lebih memilih melakukan segalanya untuk bertahan hidup ketimbang sedikit dari mereka yang lebih memilih hidup untuk keduanya.

Dimanakah letak pengorbanan sejati dalam hidup ini?

Apakah hanya sekedar bertahan tanpa mengapresiasi adalah hal yang benar? Atau mungkin bertahan sekaligus mengapresiasi adalah dua buah hal yang tidak akan pernah beririsan?

Berkorban artinya belajar merelakan sesuatu. Merelakan sesuatu itu berarti harus diterima dengan ikhlas. Keikhlasan akan membawa hidup pada keberkahan yang luar biasa. Keberkahan hidup yang luar biasa membuat manusia menjadi lebih bersyukur. Bersyukur itu artinya belajar menghargai apa yang telah berhasil direngkuh. Menghargai merupakan langkah awal untuk mengapresiasi. Melakukan apresiasi itu artinya melakukan dua hal yang tak mungkin beririsan, yaitu bertahan dan mengapresiasi hidup sendiri.

Semua itu tampak begitu sederhana. Namun aku tahu apakah mereka pernah menyadari itu?

Jika melakukan pengorbanan tak bisa membawa hidup ini merasakan keberkahan yang luar biasa, itu artinya kesadaran belum sepenuhnya miliki diri ini, diri kita sendiri.

"Cara tepat untuk hidup adalah melakukan apa yang bisa dilakukan dan menghargai apa yang telah dilakukan."

Salam literasi,

Diis Yosri.

Sabtu, 19 November 2016

Away from Me

Part 3...

Di sepanjang perjalanan, aku terus memikirkan hal tersebut. Semakin kupikirkan, semakin aku merasa frustasi. Aku begitu kesal pada Tuhan yang telah mendesign takdir hidupku seperti ini. Wanita yang seharusnya sudah memilih pergi itu akan jauh lebih baik jika ia tak kembali. Namun mengapa yang terjadi malah justru sebaliknya? Ditambah lagi pasal soal gegar otak, rasanya membuatku semakin muak.

Hingga mobilku terpakir rapi di pelataran cafe, aku masih saja memikirkan hal itu. Rasanya begitu kesal. Aku mencoba melampiaskan amarahku dengan memukul-mukul setir mobil sambil berteriak keras, juga tak kunjung reda. Lantas harus dengan cara apalagi aku melenyapkan amarahku ini?

"Tuhaannn!!!!" teriakku dalam hati

Ponselku tiba-tiba berdering. Belum juga melihat siapa yang menelponku, aku sudah mengutuk orang itu lebih dulu karena si penelpon ini sangat berhasil membuat amarahku semakin memuncak. Setelah kuambil ponselku dari saku dan melihat siapa yang menghubungiku, rasanya ingin kubanting saja ponselku ini. Kuhela napas panjang lebih dulu, baru mengangkat teleponnya.

"Why?" jawabku dengan nada ketus

"Shiren mengamuk tidak jelas Wisnu sesaat setelah ia sadarkan diri. Namamu terus disebut-sebut olehnya. Dokter sempat kewalahan memberikan obat penenang tadi. Tetapi sekarang sudah berhasil dan Shiren sekarang tidak sadarkan diri namum akan sadar dalam waktu beberapa jam lagi. Dokter mengatakan bahwa ia ingin bertemu denganmu dan..."

"Aku baru saja sampai cafe dan ingin menenangkan pikiranku. Jadi kalau dokter ingin bertemu, aku akan menemuinya besok hari. Jika kamu ingin melanjutkan lagi untuk membahas soal ini, aku akan putus panggilan ini secara sepihak!" aku langsung menyela dengan nada kesal

"Kau kembalilah ke rumah sakit dalam waktu sebelum dua jam. Jika kau tak kembali....

Riko terdengar menghela napas, "maka aku tak dapat memaksa."

Riko langsung memutus panggilannya secara sepihak. Aku memilih untuk tidak ambil pusing. Kulangkahkan kakiku keluar dari mobil menuju cafe. Aku ingin menenangkan diri sejenak dengan segelas cokelat panas dan cookies favoritku.

"Hey, kau datang!"

"Apa kabar Rom?" sapaku menjabat tangannya

"Baik aku. Kau, ada apa datang ke sini?"

"Biasa Rom, secangkir cokelat panas dan cookies favorit."

"Astaga, kau sudah tua masih minum cokelat sama makan cookies juga?"

Aku hanya menggelengkan kepala sambil berkata "Aku di tempat biasa, oke?" kataku kemudian pergi

Aku mengenal Romi sejak lima tahun yang lalu. Kami sempat terlibat dalam beberapa situasi dan akhirnya menjadi teman sampai saat ini. Romi memiliki karakter yang sama dengan Riko. Hanya saja, mereka sangat berbeda soal prinsip. Riko lebih kaku sedangkan Romi memilih untuk lebih mengalir. Boleh dibilang selama dua belas tahun belakangan ini, mereka berdualah sumber kebahagiaanku. Lalu cafe ini? Aku selalu senang kemari setiap aku merasa sangat pusing dengan beberapa hal. Berkali-kali aku datang ke sini dengan meminum segelas cokelat panas dan cookies, otakku dapat kembali berpikir dengan baik. Untuk itu aku memutuskan datang ke sini setelah mengalami kejadian seperti itu. Aku berharap segelas cokelas dan sepiring cookies itu dapat membantuku kembali dapat berpikir dengan baik.

"Satu gelas cokelat panas dan sepiring cookies. Silahkan dinikmati, Tuan."

"Terima kasih." ucapku

Cokelat panas itu langsung kuteguk dengan cepat. Meskipun masih dalam keadaan panas, aku mampu menghabiskan hampir setengah dari isi cokelat dalam gelas itu.

"Wahhh!! Kemampuan minummu sangat luar biasa!"

"Duduklah di sini, tak usah mengamatiku dari kejauhan!" kataku dengan nada ketus

Romi pun menghampiriku lalu duduk ke kursi yang berhadapan denganku.

"Well mister mellow, what can I do for you?"

Ketika Romi sudah mengeluarkan kata "mister mellow" itu artinya ia sedang menyindirku saat ini. Aku paling tidak suka ketika ia mengeluarkan kata "mister mellow" itu.

"Apakah kau tidak punya kata yang lebik baik dari itu?" cibirku

"Mungkin akan kupikirkan lagi nanti." jawabnya sambil tertawa

"Ah sudahlah, lupakan." jawabku ketus

"Well, apa yang bisa kulakukan untukmu hari ini mister mellow?"

"Aku sangat berharap hari ini tak pernah terjadi." ujarku dengan raut wajah sebal

"Apa yang sedang kau bicarakan?" tanyanya penasaran

"Katakan padaku, bagaimana mungkin aku mencintai lagi seorang wanita yang sudah sangat menyakitiku?"

"Wanita? Ayo langsung saja ke topik pembicaraan mister mellow. Aku sedang tak ingin berpikir keras."

"Shiren, dia datang lagi." tukasku

Romi langsung terdiam dengan ekspresi wajahnya yang terkejut.

"Tidak hanya datang, hari ini dia kecelakaan dan mengalami gegar otak."

"Apa?! Gegar otak? Kau sedang tidak bercandakan mister mellow?" Romi terdengar meragukan ucapanku

"Apa raut wajahku yang sekarang ini menunjukkan kebohongan?" tanyaku memasang tampang wajah serius

Dia justru menertawakanku. Aku merasa sangat tidak nyaman melihat tawanya itu. Rasanya ingin kuhajar wajahnya itu babak belur.

"Apa aku harus menghajarmu?!"

"Oke, oke, oke mister mellow. Aku minta maaf. Kita kembali lagi ke topik pembicaraan kita. Oke?" tanyanya sambil tersenyum

Kuambil gelas berisi cokelat itu lalu kuteguk sampai habis isinya. Suasana sempat hening, sampai akhirnya aku memilih untuk bicara lebih dulu.

"Mengapa Tuhan seperti ini, Romi?" ujarku tanpa memandangnya

"Ada apa dengan Tuhan? Mengapa kau harus mengaitkan hal ini pada-Nya?" Romi tampak mengecam pertanyaanku

"Aku sudah tidak mengharapkan wanita itu datang kembali ke hidupku. Tetapi Tuhan malah melakukan hal sebaliknya. Kehidupan macam apa ini!" ucapku sambil menghentak meja

"Apa arti sebenarnya dari harapan Wisnu? Apakah harapan akan tetap menjadi harapan ketika hal itu sudah berhasil diwujudkan? Apakah orang-orang masih akan tetap menyebutnya harapan?" Romi menatapku serius

Aku tak menjawab apapun, hanya terus memandangnya.

"Tidak menginginkannya masuk lagi ke kehidupanmu, itu artinya kau sedang berharap. Kau tidak seharusnya menyalahkan siapapun dalam peristiwa ini." ujarnya dengan tegas

"Mengapa? Mengapa aku tak bisa menyalahkan siapa-siapa?"

"Jika orang lain memilih menyakiti kita dengan alasan untuk merengkuh kebahagiaan yang utuh dalam hidupnya, itu artinya ia tak punya cara selain melakukan hal itu. Lalu bagaimana dengan kita yang sudah terlanjur patah, hati dan perasaannya? Hidup ini telah mengajarkan kita sesuatu, bahwa yang terbaik yang dapat kita lakukan adalah tidak hidup menjadi seperti orang lain."

"Kita tak seharusnya hidup dengan cara yang sama seperti mereka. Oleh karena itu, hanya karena masa lalumu memiliki kenangan pahit dengannya bukan berarti di momen saat ini, kamu melakukan cara yang sama untuk membalas masa lalu. Kau sudah memiliki hidup yang baru sampai saat ini. Hidupmu yang baru itu jangan pernah kau hancurkan hanya karena kau ingin membalas masa lalu. Jika saat ini kamu harus mengorbankan segalanya, itu karena kamu menghargai kehidupanmu yang baru saat ini. Kamu sedang BERUSAHA menghormati keberhasilanmu saat ini."

"Apa aku bisa melakukan itu?" tanyaku penuh ragu

"Tidak ada siapapun yang bisa menjamin hal itu, kecuali dirimu sendiri." ujarnya sambil menunjuk diriku

Aku terdiam dan coba mencerna semua perkataan Romi barusan.

"Hal terbaik yang  bisa kau lakukan saat ini adalah melakukan apapun yang bisa kamu lakukan."

Aku hening kembali.

To be continue...

Selasa, 18 Oktober 2016

Tak Selamanya Kita benar-benar BENAR.

Kata orang, hidup punya aturannya masing-masing. Orang lain dengan kehidupannya dan kita dengan kehidupan kita. Tak masalah jika kehidupan itu berjalan-jalan masing-masing. Jika tak masalah, mengapa hidup ini berjalan sebaliknya?

Realita yang ada justru menampilkan fakta melawan kata. Tingkat kenyataan yang ada, siklus  kehidupan yang terjadi dari duku sampai sekarang masih tetap sama. Orang lain membutuhkan kita, kita membutuhkan orang itu. Jadi jika disimpulkan, hidup orang lain dengan hidup kita selalu terjadi yang namanya suatu keterikatan. Layaknya suatu materi yang disusun atas atom-atom yang saling berinteraksi sampai kepada molekul yang takkan pernah berhenti berikatan di dalam atom, begitulah analogi kehidupan ini. Hidup kita dengan hidup orang lain itu, pasti selalu saling butuh. 

Bagaimana bisa?

Sederhana saja, seandainya sebuah keterkaitan itu tak pernah ada, maka runtuhlah teori yang menyatakan bahwa manusia itu adalah makhluk sosial. Lalu pertanyaannya, apakah teori itu telah runtuh hingga saat ini? Nyatanya, teori itu masih tetap eksis. Maka dapat diambil sebuah kesimpulan, bahwa hidupmu dan hidupnya akan selalu menjadi hidup kita. 

Apabila suatu interaksi antaratom maupun antarmolekul membuat terciptanya berbagai macam ikatan atau reaksi dengan sifatnya masing-masing, demikian pula manusia itu sendiri. Hasil dari berbagai pola interaksi hidup manusia bahkan dikaji dalam ilmu yang kita namakan Sosiologi

Di dalam keterkaitan hidup antara yang satu dengan yang lainnya menimbulkan yang namanya kontroversi dan non kontroversi. Timbulnya kontroversi dan antinya akibat dari adanya ragam perbedaan pada cara antarinteraksi yang memandang cara hidup antarmanusia. Ragam perbedaan itu menyebabkan banyak terjadi spekulasi antara yang benar dan yang salah. 

Akibat dari A mengatakan suatu hal yang demikian, si B lalu merasa tersinggung. Akibat dari si C berbicara demikian, si D mengatakan bahwa si C hanya tahu cari ribut saja. Hasil dari interaksi yang seperti itu kemudian menimbulkan suatu persepektif bahwa "Anda seharusnya menghargai saya dengan kebenaran yang ada." Lucunya, setelah diberi pemaparan panjang lebar dan ternyata terbukti bahwa cara pandang tersebut tidak benar-benar BENAR kemudian dia berkata "Mungkin saya yang salah dan Anda yang benar." ,Anehnya lagi, kata-kata yang seharusnya mendefinisikan suatu penyesalan namun nyata Tidak. Sudah ada unsur marah, kesal dan lain sebagainya di sana. 

"Oleh sebab itu, bahwa tidak ada yang benar-benar benar atas sesuatu adalah sesuatu yang sepatutnya diterima. "

salam literasi,
Diis Yosri

Jumat, 14 Oktober 2016

My Precious Moment is Healthiness

Kehidupan yang kita miliki saat ini, tidak akan ada siapa pun yang tahu akan berjalan seperti apa dan bagaimana. Semua kenyataan yang akan terjadi di dalam hidup ini, hidup kita atau pun hidup orang lain adalah tabir yang hanya Dia-lah yang tahu. Sebagai manusia yang mengaku sebagai hamba-Nya yang hanya bisa dan dapat kita lakukan adalah menjalani hidup dengan sebaik mungkin. Soal bagaimana akhirnya, mungkin kita bisa memprediksi tetapi tak pernah tahu kebenaran dari prediksi itu. Ada yang pernah mengatakan seperti ini pada saya :